Rehabilitasi poli RSUD bangil pasuruan

Pagi yang mencekam dinginnya, terik matahari serasa tak berkutik lagi, sepi.... Sunyi.... Hanya detak detan air infus yang terdengar kini, sunggu pemandangan yang tenang.

Ku jalankan kaki menuju persinggahan yang lain, terlihat tubuh terbujur kaku dan dingin, tak bersua tak beranjan pergi, dan ku lihat arwanya telah menggelantung di pintu pintu tempat ia menginap selamanya, tanpa ada identitas dan keluarga yang sigap membawanya ketempat yang hangat.

Beranjak aku melihat keanehan dunia, mata menjadi membola, telinga menjadi mengelidah, dan tubuh terpapah tak berdaya, kaki pun tak menjadi topangan melangkah.

Kini pun semua tersenyum, tertawa dan berbahagia berbaur bersama.

Ruang oprasi yang menakutkan itu, kini telah lah menjadi satu tempat yang selalu memaparkan senyum pengharapan degup jantung.

Aku.... Hanya bisa melihat dengan ketiadaannya aku disana.

Malam semakin larut, telingah dan mata serta tubuh ditidurkan kaku diatas setumpukan busa, dan sehelai selimut.

Aku merenungi segala kesepian ini, keharuan ini.

Esok pun masih sama seperti biasanya, lusa demikian adanya, tapi kini... Ketika aku tercekam di sebuah ruangan kosong, aku berteriak histeris.

Aku merang raung, memukuli kebodohan ku, dan kepiluan ini menkjadi ketika semua ikut berteriak karna sesuap kebahagiaan yang mereka raih dari rasa sakitnya, ironisnya hanya aku keluh kesah sakit yang mereka derita.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Hareem L'Masyhur