ketika rasa sakit itu datang
ruang semakin terasa menyempit
dada serasa sesak tak beroksigen
hidung serasa berat menghurup silkulasi udara yang ada
ribuah jarum tertusuk sudah bagai duri yang sengaja ada di persimpangan jalan
menjebloskan aku ke sebuah bengkel rumah sakit cinta yang menyeramkan serta mengerikan
membuat pikiran tak lagilah logis untuk dipertanyakan
mengapa..... sekejam itukah sampai darah taruhan terakhir kebodohan
rasa sakit cinta.....
semakin menggebuh dan semakin membuat aku terpenjara
tertunduk meringkuk tangan kaki dan semakin menghempitkan dada
tangis pun pecah seperti balon air yang telah ditusuk dan pecah
aku merikkuk dan semakin tersuduti oleh tangis yang semakin menghitamkan jalanku
ketika aku berusaha bangkit dari keterpurukan itu
dia datang dan menancapkan pisau itu kemudian pergi
kenangan itu semakin jelas dan bertubi
mengapa??? mengapa aku kemabali mengingat itu
ketika di persimpangan aku berjumpa dengan nya
berjalan bergandengan mesrah dengan sang puja hatinya yang baru
tuhan.... lupakan aku akan tentangnya
semua ini bukan yang ku mau bukan yang seharusnya kau beri kan padaku
yang selalu berusaha setia olehnya
kini seketika aku sadari
aku dan dia masih memiliki segudang ikatan yang belum sempat terucap putus
belum sempat berucap aku pisah dengan mu dan jangan kembali padaku
sekalipun penghianatan itu telah ada di pelupuk mata
aku... kenapa aku takut melepasnya pergi
sedang dia selalu lari dari kudan hanya datang untuk menorehkan luka batin
yang tak pernah sempat ia tengok
aku mencintainya dan menyetiakan nya selamanya
sekalipun dia selalu mendua di ufuk barat dan timur mataku
aku tak pedulikan itu selama aku masih bisa dengannya sakit ini kan ku tahan demi dia yang sedang mencintainya di sana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar